Dalam rangka memperingati HCTPSS yang jatuh pada tanggal 15 Oktober, Arbeiter-Samariter-Bund South and South-East Asia (ASB S-SEA) berkolaborasi dengan Pemerintah Kalurahan Ngalang dan Forum Disabilitas Tangguh Bencana (FDTB) Kabupaten Gunungkidul, melaksanakan serangkaian kegiatan sosialisasi dan advokasi. Sosialisasi cuci tangan pakai sabun yang benar dilaksanakan di SD Buyutan untuk siswa-siswi kelas 1 hingga 6. Kegiatan ini bertujuan menanamkan kebiasaan hidup bersih dan sehat sejak dini. Selain itu, FDTB Gunungkidul melakukan pengecekan aksesibilitas toilet di sekolah tersebut sebagai upaya mendorong pelibatan penyandang disabilitas dalam pembangunan. Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Seger Waras yang dilaksanakan oleh ASB S-SEA sejak tahun 2023, sekaligus memanfaatkan momentum HCTPSS2025.
Sosialisasi CTPS dan MKM di SD Buyutan
Kegiatan sosialisasi dimulai pada pukul 07.10 WIB bertempat di SDN Buyutan, Gedangsari, Gunungkidul. Sekolah ini memiliki peran penting karena telah ditetapkan sebagai tempat evakuasi jika terjadi bencana, bahkan sudah dua kali melakukan simulasi bencana yang diinisiasi oleh pemerintah kabupaten dan provinsi.
Wakil Kepala Sekolah SDN Buyutan, Ibu Rut, memberikan sambutan pembuka, menjelaskan manfaat dan tujuan CTPS agar menjadi keterbiasaan siswa dalam menjaga pola kesehatan.
Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM) Sosialisasi inti pertama disampaikan oleh Kak Anggi dari ASB mengenai Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM). Materi ini mencakup penjelasan singkat mengenai menstruasi—sebagai tanda perempuan memasuki tahap dewasa—dan cara menjaga kebersihan alat kelamin selama periode tersebut. Peserta didik juga diperkenalkan dengan berbagai macam pembalut, perbedaan fungsi bahannya, serta diperagakan cara memakai dan mencuci pembalut kain yang lebih ramah lingkungan.

Sosialisasi CTPS dan Uji Coba Aksesibilitas Materi CTPS disampaikan oleh Mas Fajri dan Pak Joko dari FDTB. Komponen materi dimulai dari fungsi dan tujuan CTPS, dilanjutkan dengan langkah-langkah mencuci tangan menggunakan air mengalir dan pentingnya memastikan adanya resapan air di bawah tempat mencuci tangan.

Untuk menguji pemahaman, siswa dari kelas 1 hingga 6 mengikuti kuis mengurutkan langkah CTPS menggunakan media gambar. Kelas 3 berhasil menunjukkan langkah yang sudah sesuai dengan standar CTPS. Peragaan CTPS kemudian dilakukan oleh Pak Joko dan beberapa perwakilan siswa.
Kegiatan di SD Buyutan juga meliputi uji coba toilet berbasis aksesibilitas yang baru dibangun, di mana Mas Fajri, anggota FDTB, langsung melakukan pengecekan di lokasi. Perwakilan kelurahan, Pak Eko, menyampaikan apresiasi atas terjalinnya kerja sama ini, terutama karena SDN Buyutan telah merasakan manfaatnya melalui pembangunan toilet dan ramp berbasis aksesibilitas.
Pengukuhan Kelompok Disabilitas Difa Ngalang Bangkit
Kegiatan kedua dilaksanakan pada pukul 13.30 WIB di Balai Kalurahan Ngalang. Agenda utama pada sesi ini adalah cuci sangan sakai sabun dan pembentukan Kelompok Disabilitas Desa (KDD) yang dipandu langsung oleh organisasi disabilitas lokal, Forum Disabilitas Tanggung Bencana (FDTB). Acara ini dihadiri oleh perwakilan dari 14 padukuhan.
Menjamin Hak Sosial bagi Penyandang Disabilitas Pak Hardiyo dari Pusat Pemberdayaan Disabilitas Mitra Sejahtera (PPDMS) memberikan sambutan yang menginspirasi, menekankan pentingnya semangat kebersamaan tanpa rasa ego. Beliau menyampaikan bahwa penyandang disabilitas, dengan segala keterbatasan, masih memiliki peluang dan kesempatan untuk mendapatkan hak-hak sosial, seperti ruang sosial, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, dan berinteraksi berdasarkan nilai kesetaraan. Kalurahan Ngalang, di bawah kepemimpinan Lurah Suharyanta, memang tengah menunjukkan komitmen kuat dalam menerapkan prinsip inklusi, menyadari bahwa membangun ruang publik yang ramah bagi semua kalangan adalah prioritas. Bahkan, kantor Kalurahan Ngalang telah diubah agar menjadi ramah disabilitas atau aksesibel.

Sosialisasi dilanjutan Mas Fajri dari FDTB menyampaikan pemaparan materi mengenai disabilitas, meliputi definisi, ragam (fisik, sensorik, intelektual, mental), serta cara berinteraksi yang benar (salam, jaga kontak mata, perhatikan alat bantu). Peragaan interaksi dilakukan oleh Mas Trimo. Pak Joko melanjutkan penjelasan detail tentang pentingnya cuci tangan pakai sabun dengan tujuan mengurangi penularan penyakit, memaparkan tahapan-tahapan CTPS, dan komponen penting seperti air mengalir, sabun, dan tisu. Simulasi kebermanfaatan CTPS diperagakan oleh Pak Ariyono dan Mas Dika, membandingkan mencuci tangan dengan sabun dan tanpa sabun. Bahkan, Bu Nana, seorang penyandang tunanetra, turut memperagakan tahapan CTPS, menunjukkan bahwa langkahnya sudah sesuai dengan tata cara yang benar.

Pembentukan dan Pengukuhan KDK Difa Ngalang Bangkit Sesi krusial dilanjutkan dengan pembentukan kepengurusan Kelompok Disabilitas Kalurahan (KDK) yang diberi nama Difa Ngalang Bangkit. Bu Puji dari FDTB memandu perancangan kepengurusan, yang menghasilkan susunan: Ketua Pak Hariyanto, Wakil Ibu Dinda, Sekretaris Ibu Isti, Bendahara Mba Siska, Kader Bu Andit, dan Humas Pak Doyok. Sekretariat kelompok bertempat di Balai Kalurahan Ngalang.
Kak Nisa dari ASB menyampaikan apresiasi atas terfasilitasinya acara pembentukan dan pengukuhan KDD, dengan tujuan utama menciptakan ruang sosial bagi penyandang disabilitas bahkan meningkatkan kapasitas disabilitas sampai memiliki peran ditengah kehidupan masyarakat. Kelompok ini kemudian secara resmi dikukuhkan oleh Lurah Ngalang, Bapak Suharyanta. Kegiatan ganda yang terpadu ini menunjukkan bahwa kolaborasi antara kepemimpinan lokal yang adaptif (Kalurahan Ngalang) dan mitra seperti ASB melalui program Seger Waras (ECT WASH) memiliki dampak nyata dalam menuju desa yang lebih tangguh, sehat, dan inklusif bagi semua warganya.
Author: Muizmu Sallajul Iqbal, Partnership & Stakeholder Engagement Intern, ASB S-SEA