Matahari sudah naik sepenggalah ketika Tim Penanganan Darurat ASB Indonesia and the Philippines meninggalkan Purwodadi untuk menuju ke Demak pada Sabtu, 17 Februari 2024. Tim tersebut melanjutkan misi kemanusiaan ke Kabupaten Demak setelah selesai menunaikan tugas di Kabupaten Grobogan.
Di Demak, Asrofi, seorang penyandang disabilitas dan anggota Unit Layanan Disabilitas Penanggulangan Bencana (LIDi PB) BPBD Kabupaten Demak sudah menunggu. Asrofi adalah salah seorang warga Desa Karanganyar, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak yang terdampak banjir di awal Februari 2024.
Perkenalan Asrofi dengan Tim ASB bermula ketika dia menjadi salah seorang peserta pelatihan penanggulangan bencana untuk Organisasi Penyandang Disabilitas (OPDis) yang diselenggarakan oleh ASB pada bulan November 2023. Dalam pelatihan ini, Asrofi menerima berbagai informasi mengenai penanggulangan bencana, peran penyandang disabilitas, dan termasuk penggunaan Skyhydrant, alat penyaring air yang dimiliki oleh ASB.
“Ini banjir terbesar yang pernah terjadi di Karangnyar sejak puluhan tahun.” Kata Asrofi ketika akhirnya tim ASB bertemu dengannya di salah satu sudut Terminal Bus Kudus yang menjadi titik pertemuan. Sebelumnya, banjir besar yang melanda Desa Karanganyar dengan ketinggian hampir dua meter terjadi pada tahun 1982. Barulah di tahun 2024 ini banjir dengan intensitas serupa terjadi lagi.
Asrofi bercerita bahwa selama banjir melanda, dia berada di lokasi pengungsian seadanya di atas tanggul yang air sungainya meluap dan menggenangi desanya. Awalnya keluarga Asrofi juga berada di tanggul. Namun, mengingat ayahnya yang sudah tua mulai sakit-sakitan, maka dia mengevakuasi ayahnya ke sebuah balai desa di wilayah Kabupaten Kudus yang bertetangga dengan Desa Karanganyar. Di tempat ini pula adik Asrofi turut mengungsi.
Sepanjang pertemuan dengan Asrofi tersebut, handphone di tangannya tak kunjung diam. Di terminal itu pula ternyata dia sedang menunggu seorang temannya sesama penyandang disabilitas yang akan turut serta ke Desa Karanganyar. Asrofi juga harus menerima berbagai panggilan telepon dan membalas pesan teks dari berbagai pihak yang menanyakan kondisi terkini di Desa Karanganyar. Di antara para pihak tersebut adalah lembaga swadaya masyarakat Migrant Care, rekan penyandang disabilitas anggota OPDis, hingga warga setempat.
Asrofi sebagai seorang penyandang disabilitas dengan hambatan gerak seolah tak mengalami hambatan apa pun. Sejak banjir mulai melanda desanya, dia sudah melakukan berbagai aktivitas mendukung upaya penanganan bencana.
Ketika air mulai naik di lingkungannya, dia turut serta melakukan evakuasi sampai subuh. Kemudian ketika banjir mulai surut, dia berada di tanggul untuk mengungsi dan menjaga berbagai aset warga yang berada di lokasi tersebut, seperti kendaraan dan berbagai peralatan elektronik. Kini, pada situasi pasca banjir dia mendampingi berbagai organisasi kemanusiaan yang akan memberikan bantuan ke Desa Karanganyar, seperti tim ASB dan bermacam organisasi lainnya.
Baca Cerita Perjalanan Respon Banjir Demak sebelumnya
Respons Banjir di Desa Wonorejo [Bagian 4 dari Cerita Perjalanan Respon Banjir Demak]
Baca Cerita Perjalanan Respon Banjir Demak selanjutnya
Respons Banjir di Desa Wonorejo [Bagian 4 dari Cerita Perjalanan Respon Banjir Demak]