Arbeiter-Samariter-Bund (ASB) melihat wilayah kerja ASB memiliki risiko tinggi terhadap perubahan iklim dan cuaca ekstrem. Secara umum, Indonesia sering mengalami perubahan cuaca dan iklim yang mendadakan dan ekstrem. Hal ini berujung pada risiko tinggi terhadap bencana-bencana hidrometeorologi seperti kekeringan, banjir, dan tanah longsor.
Seperti di wilayah Kabupaten Magelang terjadi peningkatan intensitas banjir, tanah longsor dan angin kencang. Bahkan, pada Desember 2023 Pemerintah Kabupaten Magelang menetapkan status siaga darurat bencana hidrometeorologi. Pada beberapa area lainnya seperti Kabupaten Gunungkidul mengalami peningkatan kekeringan. Bahkan sejak 1 Juli 2023 Pemerintah Kabupaten Gunungkidul menetapkan status siaga darurat bencana hidrometeorologi kekeringan.
Pada kedua wilayah tersebut, sebagian besar rumah tangga bergantung pada pertanian dan perikanan untuk kehidupan mereka. Kedua mata pencaharian tersebut sangat rentan terhadap risiko bencana hidrometeorologi. Selain terkait mata pencaharian, memastikan akses terhadap air minum dan sanitasi yang layak dan aman menjadi hal yang sangat diperlukan di tengah risiko bencana dan perubahan iklim yang dirasakan oleh masyarakat.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan itu, ASB akan melaksanakan Program “Penguatan Kapasitas Lokal untuk Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) yang Aksesibel dan Peka Iklim dan mempromosikan Respons Kemanusiaan yang Ramah Lingkungan” (Program Seger Waras) pada tahun 2024-2026. Program ini telah resmi dimulai dengan penyelenggaraan kegiatan “Kick-Off Meeting Program Seger Waras di Tingkat Nasional” pada Kamis, 2 Mei 2024 di Yogyakarta.
Kegiatan ini dibuka oleh Etty Kumolowati (Staf Ahli Gubernur DIY bidang Sosial Budaya dan Kemasyarakatan) yang mewakili Sekretaris Daerah Pemda D.I Yogyakarta. Dalam sambutan Sekda yang dibacakan oleh Etty, beliau menyampaikan apresiasi terhadap kerja-kerja ASB yang telah lalu dan yang akan datang dalam program Seger Waras.
”Saya mewakili Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, menyampaikan apresiasi kepada ASB yang telah bekerja sejak tahun 2006, telah setia menjaga komitmen untuk berjuang bersama pemerintah dan masyarakat untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik, lebih spesifik terima kasih dan apresiasi, karena Kabupaten Gunung Kidul menjadi salah satu sasaran Program Seger Waras”
Selain itu, dalam kegiatan pembukaan, Country Director of ASB Indonesia and the Philippines, Chrysant Lily Kusumowardoyo turut menyampaikan harapannya terhadap segenap stakeholder yang hadir untuk senantiasa mendukung Program Seger Waras.
“Saya ingin menyampaikan suatu permohonan khusus. Saya memohon kepada Bapak/Ibu sekalian untuk berkenan menyumbangkan keahlian, wawasan, dan semangat untuk mendukung upaya kami melalui program Seger Waras ini, baik melalui Komite Pengarah yang akan kita bahas ataupun platform lainnya.”
Partisipasi aktif dari berbagai pihak menjadi penekanan karena menurut Lily, kolaborasi merupakan hal yang paling penting untuk mencapai tujuan masyarakat yang tangguh.
“Seger Waras, sebuah program yang mengintegrasikan berbagai sektor untuk mewujudkan ketangguhan yang holistik. Dari AMPL, aksi antisipatif, kesiapsiagaan bencana, inklusi sosial, respons kemanusiaan, hingga aksi iklim. Harapan kami Seger Waras dapat bekerja lintas sektor demi ketangguhan masyarakat. Namun, untuk mewujudkan mimpi-mimpi besar ini tentu dibutuhkan lebih dari sekadar cita-cita yang tinggi; tapi dibutuhkan juga upaya bersama, komitmen yang kuat, dan yang terpenting, kolaborasi”, tambah Lily.
Program Seger Waras ini akan diimplementasikan di 2 Desa di Kabupaten Gunungkidul yaitu Kalurahan Ngalang, Kapanewon Gedangsari serta Kalurahan Girisuko, Kapanewon Panggang. Selain itu, 2 Desa di Kabupaten Magelang yaitu Desa Ngadiharjo dan Desa Giritengah, Kecamatan Borobudur. Pemilihan kedua wilayah tersebut berdasarkan pada intensitas dampak bencana hidrometeorologi dan perubahan iklim.
Secara umum program Seger Waras bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat kelompok berisiko tinggi terkait AMPL yang inklusif dan peka iklim. Seger Waras juga dimaksudkan untuk mempersiapkan, mengantisipasi, dan proaktif dalam memberikan layanan kemanusiaan dalam merespon kejadian bencana hidrometeorologi. Guna mencapai tujuan-tujuan tersebut Seger Waras memiliki 4 kegiatan utama yaitu Layanan AMPL yang Peka Iklim, Pengurangan Risiko Bencana dan Respons Kemanusiaan, Respons Kemanusiaan yang Ramah Lingkungan, dan Manajemen Pengetahuan.
Kegiatan Kick off Meeting yang dilaksanakan secara hybrid ini dihadiri oleh perwakilan kementerian dan lembaga di tingkat nasional, yaitu
- Asril, Asisten Deputi Mitigasi Bencana dan Konflik Sosial Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan,
- Rico Eric Estrada, Perwakilan Kepala Pusat Fasilitasi Kerjasama Kementerian Dalam Negeri,
- Pangarso Suryotomo selaku Direktur Kesiapsiagaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana
- Ira Hayatunnisma, Kasubdit Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Desa Direktorat Jenderal Bina Pemdes Kementerian Dalam Negeri, dan
- Laisa Wahanudin selaku Koordinator Bidang Sanitasi/ Ketua Jejaring AMPL Kementerian Perencanaan Pembangunan.
Kemudian dari tingkat provinsi hadir:
- Mardiyana, Kepala Balai Pemerintahan Desa Kementerian Dalam Negeri di Yogyakarta,
- Etty Kumolowati, Perwakilan Sekretaris Daerah Pemda D.I Yogyakarta,
- Perwakilan dari semua OPD di Provinsi DI Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah.
Adapun dari tingkat kabupaten yang hadir adalah Perwakilan OPD dari Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Magelang.
Selanjutnya dari tingkat kecamatan dan desa hadir pula perwakilan Pemerintah Kecamatan dan Desa dampingan ASB yang terdiri dari Desa Ngadiharjo, Desa Giritengah, Kecamatan Borobudur untuk wilayah Kabupaten Magelang dan Kalurahan Ngalang, Kapanewon Gedangsari serta Kalurahan Girisuko, Kapanewon panggang untuk wilayah Gunung Kidul.
Dalam Kick Off Meeting juga hadir perwakilan dari Organisasi Penyandang Disabilitas, Kelompok Kerja Aksi Antisipatif, Kelompok Kerja AMPL, serta rekan-rekan Non–Governmental Organizations (NGOs) seperti Yayasan Plan Indonesia, Caritas Germany, Mercy Corps Indonesia.
Seger Waras adalah bagian dari program ECT WASH (Environmental Sound and Climate Resilient Transformation of Humanitarian WASH) yang diimplementasikan secara global di 14 negara di Asia, Timur Tengah, Amerika Latin, dan Afrika, melalui kerjasama penyelenggaraan oleh Arbeiter-Samariter-Bund (ASB), arche noVa (AN), dan German Toilet Organization (GTO), dan didanai oleh German Federal Foreign Office (GFFO).
Salam Tangguh!