Pembelajaran dari Respon Banjir Demak [Bagian 5 dari Cerita Perjalanan Respon Banjir Demak]

Dari respon kemanusiaan banjir di Kabupaten Demak, berikut ini beberapa pembelajaran yang bisa dipetik:

  1. Pelibatan warga lokal, dalam hal ini Asrofi sebagai mitra ASB sangat membantu untuk menentukan titik-titik lokasi layanan yang memerlukan dukungan penyaringan air bersih dan sumber air baku yang layak untuk disaring.
  2. Setelah genangan banjir beberapa hari, banyak sumur warga yang terendam dan mengeluarkan bau tak sedap serta keruh. Pada kondisi ini, perlu dilakukan pengurasan sumur terlebih dahulu agar terjadi sirkulasi pada sumber air, baru kemudian dilanjutkan dengan proses penyaringan air menggunakan alat Skyhydrant. Selain itu, uji kualitas air baku baik yang bersumber dari sumur bor dalam, sumur dangkal dan lainnya harus dilakukan untuk menentukan kelayakan air baku untuk difiltrasi. Hasil uji kualitas air baku juga perlu diinformasikan ke masyarakat. Tim melakukan uji kualitas air baku secara sederhana dengan melakukan pengujian bau dan visual kekeruhan, kelayakan pH, Nitrit-Nitrat menggunakan kertas meter, serta TDS dan EC meter.
  3. Tantangan lainnya adalah jaringan listrik yang masih padam di wilayah terdampak, sehingga warga tidak bisa menyedot air menggunakan pompa. Penggunaan genset akan sangat membantu warga untuk menguras sumur dan mengembalikan kualitas air.
  4. Layanan penyaringan air bersih dilakukan di fasilitas umum, seperti musholla atau masjid. Hal ini penting, karena beberapa alasan:
    • Tempat-tempat ibadah seringkali menjadi lokasi yang pertama dibersihkan oleh warga dan relawan,
    • Tempat ibadah seringkali memiliki sumberdaya, seperti genset, sumber air baku dan pompa, tempat penampungan air, kran-kran air, saluran pembuangan
    • Tempat ibadah memiliki kecenderungan mudah diakses oleh masyarakat.
  5. Proses penyaringan air menggunakan alat Skyhydrant membantu pelaksanaan respons kemanusiaan hijau (green humanitarian action). Dari perhitungan sederhana, jika satu Skyhydrant dioperasikan 6 jam sehari, maka jumlah produksi air bersih untuk kebutuhan minum dan memasak sekitar 3.000 liter. Jumlah ini dapat mengurangi penggunaan bantuan botol plastik kemasan air mineral 600 ml sejumlah 5000 botol atau gallon plastik 15 liter sebanyak 200 gallon.
  6. Edukasi tentang kebersihan dan kesehatan sangat diperlukan dan diberikan kepada penyintas banjir. Hal ini mengingat kebiasaan warga yang memanfaatkan air genangan banjir untuk membersihkan peralatan dan perlengkapan rumah tangga, Termasuk pada saat pengambilan air bersih, wadah seperti gallon maupun ember yang digunakan warga dicuci atau dibersihkan menggunakan air genangan banjir.

 

Baca Cerita Perjalanan Respon Banjir Demak sebelumnya:

Pembelajaran dari Respon Banjir Demak [Bagian 5 dari Cerita Perjalanan Respon Banjir Demak]

Newsletter

Ingin mendapatkan berita dan materi terbaru kami?

Berlangganan newsletter